Mungkin banyak orang yang beranggapan bahwa osteoporosis hanya terjadi pada orang lanjut usia. Namun, ada beberapa faktor risiko yang berkontribusi terhadap perkembangan gangguan ini. Oleh karena itu, risiko terkena penyakit ini sama untuk pria, wanita, dan bahkan anak-anak.
Tulang merupakan salah satu anggota tubuh yang mudah terganggu. Hal ini dikarenakan hampir setiap saat tubuh kita mengandalkan aktivitas fisik. Salah satu penyakit tulang yang paling umum adalah osteoporosis atau pengeroposan tulang. Ada berbagai jenis osteoporosis, suatu kondisi yang menyebabkan tulang kehilangan kepadatan tulang dari waktu ke waktu, sehingga perlu dicegah sejak dini.
Apa itu Osteoporosis?
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan porous berarti berlubang-lubang. Osteoporosis dengan demikian adalah tulang keropos, penyakit yang ditandai dengan osteopenia disertai dengan penurunan kualitas jaringan tulang, yang menyebabkan kerapuhan tulang.
Menurut World Health Organization (WHO) pada International Consensus Development Conference yang diselenggarakan di Roma, Italia pada tahun 1992, osteoporosis adalah penyakit dengan karakteristik yang khas, seperti rendahnya massa tulang, disertai perubahan mikrostruktur tulang, penurunan kualitas jaringan tulang, dan kemudian Menyebabkan peningkatan kerapuhan tulang dan risiko osteoporosis.
Osteoporosis sering disebut sebagai silent disease karena hilangnya kepadatan tulang secara perlahan terutama pada orang yang menderita penderita osteoporosis senilis dan hal ini berlangsung secara terus menerus tanpa kita sadari dan tanpa gejala selama bertahun-tahun.
Apa saja jenis osteoporosis?
Ada beberapa jenis osteoporosis menurut penyebabnya, yaitu:
1. Osteoporosis pascamenopause (primer)
Osteoporosis terjadi karena kekurangan estrogen, hormon seks utama wanita, yang membantu mengatur pengiriman kalsium ke tulang. Gejala biasanya muncul pada wanita antara usia 51-75 tahun, namun bisa muncul cepat atau lambat.
Produksi estrogen menurun 2-3 tahun sebelum menopause dan berlanjut selama 3-4 tahun setelah menopause. Hal ini menyebabkan hilangnya 1-3% massa tulang selama 5-7 tahun pertama setelah menopause.
2. Osteoporosis senilis
Osteoporosis senilis disebabkan oleh kekurangan kalsium yang berkaitan dengan usia dan ketidakseimbangan antara laju kerusakan tulang (osteoklas) dan pembentukan tulang baru (osteoblas).
Jenis osteoporosis ini hanya akan terjadi ketika sudah memasuki usia tua. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang berusia di atas 70 tahun dan dua kali lebih sering terjadi pada wanita. Wanita sering menderita osteoporosis senilis dan osteoporosis pasca menopause.
3. Osteoporosis sekunder
Kurang dari 5 persen penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder yang disebabkan oleh kondisi medis atau pengobatan lain. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh gagal ginjal kronik dan gangguan hormon (terutama tiroid, paratiroid, dan adrenal) dan obat-obatan misalnya kortikosteroid, barbiturat, obat antiseizure, dan hipertiroidisme. Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat memperburuk kondisi ini.
4. Osteoporosis remaja idiopatik
Ini adalah bentuk osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya. Ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda dengan kadar dan fungsi hormon normal, kadar vitamin normal, dan tidak ada penyebab yang jelas dari kerapuhan tulang.